Kamis, 24 April 2014

Kiat sukses budidaya cabe rawit



Kiat sukses budidaya cabe rawit
Cabe rawit (Capsicum frutescens) merupakan tanaman dari benua Amerika. Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah tropis terutama sekitar khatulistiwa. Tanaman ini paling cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 meter dpl. Meskipun begitu, cabe rawit bisa tumbuh baik hingga ketinggian 1000 meter dpl. Untuk tempat yang terlalu tinggi, produktivitas tanaman akan berkurang.
Di dataran tinggi, tanaman cabe rawit masih bisa berbuah. Hanya saja periode panennya lebih sedikit dibanding dataran rendah. Selain itu, produksi biji pada buah cabe rawit lebih sedikit. Ini bisa dianggap keunggulan atau kelemahan. Karena tentu saja konsumen menyukainya namun bobot buah menjadi ringan.
Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia sangat beragam. Secara umum, masyarakat mengenal cabe rawit putih dan cabe rawit hijau. Padahal setiap tempat memiliki macam cabe rawit yang berbeda-beda.
Budidaya cabe rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding cabe besar. Tanaman ini lebih tahan serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabe besar bisa juga menyerang cabe rawit. Kali ini alamtani menguraikan kiat-kiat usaha budidaya cabe rawit, mulai dari pemilihan benih hingga penanganan panen.

Pemilihan benih cabe rawit

Dewasa ini telah banyak tersedia benih cabe rawit hibrida dengan keunggulannya masing-masing. Pilihlah benih yang sifatnya sesuai dengan kondisi lahan masing-masing. Bila sulit didapatkan atau harganya mahal, kita bisa menyeleksi benih cabe rawit sendiri.
Benih cabe rawit bisa didapatkan dari hasil panen sebelumnya. Gunakan buah dari hasil panen ke-4 hingga ke-6. Buah yang dihasilkan pada periode panen ini biasanya memiliki biji yang optimal. Pada hasil panen pertama hingga ketiga, biji dalam buah cabe rawit biasanya masih sedikit. Sedangkan menjelang periode akhir panen jumlah biji banyak tapi ukurannya kecil-kecil.
Untuk memilih benih cabe rawit yang baik, pilih beberapa tanaman yang sehat dan terlihat kuat. Dari tanaman tersebut pilih buah yang bentuknya sempurna, bebas dari serangan penyakit dan hama. Kemudian biarkan buah tersebut menua pada pohon. Kalau memungkinkan biarkan buah hingga mengering di pohon.
Setelah buah dipetik, potong secara membujur kulit buahnya. Buang biji yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung buah, ambil biji pada bagian tengah. Biji pada bagian tengah biasanya yang paling berkualitas.
Kemudian rendam biji cabe rawit tersebut dalam air bersih. Buang biji yang mengambang, biji yang cocok jadi benih adalah yang berisi dan tenggelam dalam air. Kemudian jemur biji tersebut hingga kering, kira-kira selama 3 hari.
Kecuali untuk benih organik, kita bisa memberikan fungisida untuk menghindari serangan jamur. Kemudian simpan benih ditempat yang kering dan masih memiliki sirkulasi udara. Bila penyimpanannya benar, benih cabe rawit bisa bertahan hingga dua tahun.
Benih yang baik mempunyai daya tumbuh hingga 80 persen. Semakin lama benih disimpan, daya tumbuhnya akan terus berkurang. Bila daya tumbuhnya kurang dari 50 persen, sebaiknya jangan gunakan benih tersebut.

Penyemaian benih cabe rawit

Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan budidaya cabe rawit sekitar 0,5 kg. Benih tersebut harus disemaikan terlebih dahulu untuk dijadikan bibit. Tempat penyemaian hendaknya diberi naungan untuk menghindari terik matahari langsung, kucuran hujan deras dan terpaan angin.
Siapkan polybag berukuran 5×10 cm kemudian isi dengan media persemaian hingga ¾ bagiannya. Media persemaian terdiri dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlebih dahulu bahan-bahan tersebut dan aduk secara merata. Silahkan baca lebih lanjut membuat media persemaian.
Setelah media persemaian siap, rendam benih cabe rawit dengan air hangat selama kurang lebih 6 jam. Maksudnya untuk merangsang pertumbuhan. Kemudian masukkan benih kedalam polybag sedalam 0,5 cm, tutup permukaannya dengan media tanam.
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Agar kucuran air tidak merusak media tanam, tutup permukaan polybag dengan kertas koran. Kemudian siram permukaan kertas koran dengan gembor hingga airnya menetes ke permukaan polybag.
Benih akan tumbuh menjadi bibit cabe rawit maksimal setelah dua minggu. Tapi biasanya pada hari ke-7 bibit sudah mulai tumbuh. Bibit cabe rawit baru bisa dipindahkan ke lahan terbuka setelah berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan.

Pengolahan tanah dan penanaman

Pengolahan tanah hendaknya dimulai bersamaan dengan pembibitan. Sehingga ketika bibit cabe rawit siap tanam, lahan sudah siap untuk dipakai.
Pengolahan tanah diawali dengan mencangkul atau membajak lahan sedalam kira 40 cm. Apabila lahan terlalu asam, netralkan dengan dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung tingkat keasaman tanah.
Kemudian buat bedengan dengan lebar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm dan panjang mengikuti kondisi lahan.Jarak antar bedengan selebar 60 cm. Campurkan pupuk organik, berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. BIla tanahnya kurang subur bisa juga ditambahkan urea, SP36 dan KCl secukupnya.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebenarnya akan meningkatkan produktivitas, namun harus dipertimbangkan dengan matang karena biayanya. Melihat harga rata-rata cabe rawit dipasaran tidak setinggi cabe besar, penggunaan mulsa bisa merugikan.
Sebagai alternatifnya bisa digunakan mulsa dari jerami. Hanya saja perlu pengawasan lebih agar pemakaian jerami tidak mengundang hama dan penyakit.
Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Pembuatan lubang dibuat zig-zag tidak sejajar. Hal ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan sirkulasi udara.
Pindahkan bibit dalam polybag semai kedalam lubang tanam dengan menyobek atau mencopot polybag semai. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya. Pemindahan bibit hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Upayakan penanaman dalam satu hamparan bisa selesai dalam sehari.

Perawatan budidaya cabe rawit

Penyiraman diperlukan saat musim kemarau saja. Bila konsidisi terlalu kering tanaman cabe rawit bisa mati. Pengairan bisa dilakukan dengan kocoran atau merendam bedengan. Perendaman bendengan cukup dilakukan setiap dua minggu sekali.
Pemukan susulan ditambahkan setelah tanaman berumur 1 bulan sejak di bibit ditanam. Selanjutnya berikan pemupukan susulan setiap habis panen. Pemupukan susulan bisa menggunakan pupuk organik cair atau kompos. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman. Sedangkan pupuk kompos sebanyak 500-700 gram. Bisa juga ditambahkan urea dan NPK sebagai pupuk tambahan.
Perawatan lain yang diperlukan adalah penyiangan. Karena budidaya cabe rawit jarang menggunakan mulsa maka penyiangan harus dilakukan lebih intensis. Upayakan bedengan untuk besih dari gulma.

Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman cabe rawit sebenarnya agak tahan terhadap serangan hama. Namun bukan berarti kebal sama sekali. Hama yang menyerang cabe besar bisa juga menyerang tanaman cabe rawit. Hama tersebut antara lain, aphid, lalat buah, kepik, dll.
Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe rawit adalah patek, kerdil, keriting daun dan busuk buah. Penyakit kebanyakan menyerang pada musim hujan, terutama pada curah hujan tinggi. Untuk pengendalian lebih lanjut, silahkan baca hama dan penyakit tanaman cabe.

Pemanenan cabe rawit

Cabe rawit sudah mulai berbuah dan bisa dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sejak bibit ditanam. Periode panen bisa berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih. Umur tanaman cabe rawit bisa mencapai 24 bulan. Frekuensi panen pada periode masa panen tersebut bisa berlangsung 15-18 kali.
Namun semakin tua tanaman, produktivitasnya semakin rendah sehingga tidak ekonomis lagi untuk dipelihara. Untuk budidaya intensif, biasanya tanaman cabe rawit dipelihara hingga berumur 12 bulan. Budidaya yang baik bisa menghasilkan total produksi hingga 30 ton/ha.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan memetik buah beserta tangkainya. Buah cabe rawit yang dikehendaki adalah yang bentuknya ramping dan padat berisi. Tipe buah seperti ini biasanya rasanya pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibanding buah yang besar namun kopong.
sumber:http://www.alamtani.com/budidaya-cabe-rawit.html

Hama dan penyakit tanaman tomat



Hama dan penyakit tanaman tomat
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penting dalam usaha budidaya tanaman tomat. Serangan hama dan penyakit bisa menurunkan produktivitas panen atau bahkan menyebabkan kematian tanaman.
Pada kesempatan kali ini alamtani, akan menguraikan berbagai macam hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat. Pengendalian yang tepat menolong kita untuk mendapatkan hasil panen yang optimal.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman keluarga Solanaceae dijumpai juga pada tanaman tomat. Jenisnya bisa berupa ulat, kutu dan lalat. Sedangkan penyakit tanaman tomat bisa berupa layu, busuk, serangan virus dan bakteri. Berikut ini hama dan penyakit yang sering dijumpai dalam budidaya tanaman tomat di Indonesia.

Hama tanaman tomat

a. Ulat buah

Ulat buah (Helicoverpa armigera atau Heliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi akanmengalami infeksi dan membusuk.
Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.
Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.

b. Ulat tanah

Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat di awal musim kemarau.
Bentuk tubuh ulat tanah lebih pendek dari ulat buah, panjangnya sekitar 2 cm. Warna ulkat tanah coklat tua dengan garis-garis dibagian sampingnya. Larva ulat buah berkembang dan bersembunyi di bawah permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. Larva akan keluar pada malam hari dan mulai menggiti tanaman tomat.
Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.

c. Kutu daun hijau

Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus. Jadi, tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus. Ukuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap. Kutu yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna hijau kekuningan. Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau kekuningan.
Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil, bentuknya melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun menjadi rapuh.
Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.

e. Lalat putih

Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih. Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm, rentangan sayapnya sekitar 2 mm.
Tanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke atas.
Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.

f. Lalat buah

Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman. Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm. Belatung ini terletak dalam daging buah.
Buah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua lalat mati.
Bisa juga denngan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.

Penyakit tanaman tomat

a. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.
Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.

b. Busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun.
Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.

c. Busuk buah

Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat bercak ungu.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.

d. Bercak bakteri

Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.
sumber:http://www.alamtani.com/budidaya-cabe-rawit.html

Kamis, 11 April 2013

TIPS BAGAIMANA BUDIDAYA KROTO

Kroto adalah telur rangrang berwarna putih memanjang berujud seperti butir nasi yang dijadikan makanan burung berkicau paling dicari oleh penggemar burung kicauan. Namun nahasnya, semakin hari jumplah pasokan kroto dipasar mengalami kelangkaan yang membuat harga satu kilogramnya bisa mencapai Rp 100.000. Karena keadaan tersebut, situs tips wisata murah membaca adanya peluang usaha yang bisa dimanfaatkan, Dan ternyata memang benar, karena dibeberapa tempat sudah ada orang yang berternak kroto dengan cara mudah tapi penghasilan melimpah. Adapun cara yang mereka pakai seperti kami tuturkan dibawah ini.

Cari sarang ratu semut rangrang ( bahasa jawane semut krangkang) potong cabang tempat semut bersarang Taruh di toples atau ember atau pada batang pohon baru yang dikehendaki Biarkan dia merasa nyaman ditempat barunya Taruhlah yang berbau manis atau bangkai serangga ditempat yang baru tersebut. Bisa juga bekas tulang ayam yang habis kita makan. Atau binatang reptil seperti cacing dan seterusnya.

Sekedar Informasi tambahan tentang budidaya kroto
Ratu semut berukuran paling besar dan biasanya bersarang di sarang pusat, yang konon menurut catatan yang dijumpai situs tips wisata murah menyatakan, jumlahnya bisa mencapai 2-6 ekor per koloni.. Selain itu ada sarang telur, dan sarang satelit yang secara rinci bisa anda baca di www krotosemut.com. Supaya pasukan semut merah itu mau bekerja dengan hasil maksimal. Servis dari peternak seperti tips diatas wajib diperhatikan. Terutama jangan lupa setiap hari memberi cairan manis disekitar tempat sarang lava

Semut merah penghasil kroto yang produktif. setiap 10 hari bisa menghasilkan hingga 1 kg kroto baru. Sekarang kalau anda pngin mendapat hasil yang melimpah, tinggal menambah sarang dengan ratu semutnya ditempat tempat lain, yang menurut anda bisa dimanfaatkan untuk ternak kroto tanpa terganggu oleh binatang ternak seperti ayam kampung misalnya, dan semua aktifitas yang bisa membuat tidak nyaman ratu semut dan koloninya. Kalau hal tersebut mampu anda kerjakan. semoga berhasil dengan cara mudah budidaya kroto ini.

Demikan artikel singkat cara mudah budidaya kroto. Semoga bermanfaat.

Cara Menjaga Kesehatan Anak Sapi (Pedet)

Profit extra dari kesehatan pedet yang terjaga merupakan sesuatu yang benar karena semakin sehat pedet anda maka nantinya akan menghasilkan sapi dewasa siap jual dengan bobot dan kesehatan yang terjamin, sehingga profit dari penjualan bisa melambung.

Pacu kesehatan pedet sedini mungkin untuk mendapatkan kualitas dan berat sapi yang dikehendaki.


Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Selama 3-4 hari setelah lahir pedet harus mendapatkankolostrum dari induknya, karena pedet belum mempunyai anti bodi untuk resistensi terhadap penyakit. Setelah dipisahkan dari induk sapi, barulah pedet dilatih mengkonsumsi suplemen makanan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhanya optimal.

Pada umumnya penyakit-penyakit pada anak sapi disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau karena tata laksana pemberian pakan (manajemen pakan) yang kurang baik. Biasanya penyakit yang sering menyerang anak sapi adalah septikemia akut, salesma dan radang paru-paru.


Beberapa cara penting yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada anak sapi adalah sebagai berikut:
  • Memberi pakan yang cukup kepada induk sapi yang bunting agar menghasilkan anak sapi yang sehat.
  • Anak sapi yang baru lahir harus mendapat susu kolostrum yang cukup, apling sedikit selama 3 hari.
  • Tali pusar anak sapi setelah lahir harus segera diolesi yodium tincture.
  • Anak sapi harus ditempatkan dalam lingkungan kandang yang bersih, kering, dan bebas dari lingkungan yang lembab.
  • Susu yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang diperlukan dan tidak boleh lebih dari 10% bobot badan anak sapi.
  • Suhu susu yang diberikan harus tetap dari hari ke hari, yaitu 38 ÂșC.
  • Kebersihan ember tempat minum dan pakan sapi harus dijaga.
  • Penambahan antibiotik ke dalam susu anak sapi atau pakan konsentratnya dapat mencegah penyakit.
  • Anak sapi yang sakit harus disingkirkan atau dipisahkan dari anak sapi yang lainnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit.

Penyakit dapat dicegah jika kesehatan dan pertumbuhan pedet dapat dioptimalisasi, salah satu caranya adalah memberikan suplemen tambahan seperti susu berikut ini :


Susu tambahan atau susu pengganti

Susu ini adalah racikan dari Drh.Jatmiko dari Sleman, Jogjakarta. Pembuatannya diilhami dari seringnya Drh.Jatmiko berhadapan dengan pasien pasien nya, salah satunya adalah pedet . Campuran yang terkandung dalam susu ini disesuaikan berdasarkan pengalaman Drh.Jatmiko di lapangan dalam menangani berbagai masalah kesehatan yang timbul pada pedet . Tentunya anda tidak perlu kuatir lagi mengenai kualitasnya, karena sudah banyak pedet yang yang menjadi pasien nya menjadi semakin sehat wal afiat lebih dari keadaan sebelumnya.

Susu tersebut dapat diberikan kepada pedet atau dijadikan susu tambahan, bahan dasar pembuatan susu ini terdiri atas susu full cream, growth promotor dan Asam amino

Asam Amino pembangun protein tubuh yang harus berasal dari asupan gizi yang bersumber dari makanan dan minuman, atau tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Kelengkapan komposisi asam amino esensial merupakan parameter penting penciri kualitas protein.

Growth promotor berfungsi sebagai Bahan tambahan yang digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan efisiensi pakan pada pemeliharan ternak intensif. Biasa ditambahkan lewat pakan.

Cara penggunaan susu ini adalah dengan komposisi satu bungkus atau 500gr dicampur dengan 5 liter air. Kemudian diberikan kepada pedet.

Kesehatan pedet yang baik akan memacu tingkat pertumbuhan yang dikehendaki, akansedini mungkin menolak penyakit yang mungkin timbul. Akhirnya akan didapat profit yang lebih dari cukup ketika sapi yang kita punyai sudah masuk dalam masa jual.

CARA PETERNAKAN IKAN GABUS

Memelihara ikan gabus untuk di konsumsi bagi kalangan peternak masih sangat jarang di lakukan. Ini terjadi karena permintaan pembelian ikan gabus masih sedikit. Namun tidak ada salah nya kalo kita mencoba nya untuk membudidayakan ikan gabus.

Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).

Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut dengan berbagai nama, seperti common snakehead, snake-head murrel, chevron snakehead, striped snakehead juga aruan. Name ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus.

Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg.Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.

Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui “berjalan” di daratan—khususnya di malam hari di musim kemarau—mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa “labirin”.

Makanan ikan gabus

Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam ikan yang lain kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar memungkinkan untuk itu.
Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus dari kolam.

Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup. Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak ikut masuk ke kolam bersama aliran air.

Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap. Biasanya populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin.

Ikan inipun mudah sekali didapat, bisa dibeli di pasar, bahkan di warung-warung sekitar tempat tinggal. Namun apakah mereka tahu asal-usul ikan tersebut. Tentu saja tidak semua orang tahu, termasuk cara budidayanya.

Soal asal usul. Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.
Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun tidak susah. Tidak perlu dengan pemijahan buatan, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini disebabkan karena ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang sudah berhasil adalah Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil dari salah satu leafletnya.

Namun sebelum mengupas tentang Cara budidaya ikan gabus, alangkah lebih baiknya kita tahu dulu tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember.

Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.

Cara membedakan ikan gabus jantan dan betina

Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.

Cara memijahkan ikan gabus

Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.
Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.

Cara menetaskan telur

Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.

Cara melihara larva ikan gabus

Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.

Cara Budidaya Ikan Gabus dengan pendederan

Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Cara Bebek Menolak Hubungan Intim


Manusia bisa menolak berhubungan intim dengan kata-kata atau sikap. Namun, bagaimana hewan melakukannya? Ini salah satu contohnya: Demi menolak berhubungan seks, sebagian bebek betina telah berevolusi dan mengembangkan "pertahanan" pada organ intimnya untuk menolak penis bebek jantan. Organ bebek tersebut memiliki rongga spiral yang melingkar searah jarum jam, sementara penis bebek melingkar dengan arah berlawanan.

Menurut para peneliti, bila memang sang bebek betina bersedia berhubungan intim, maka ia akan melakukan beberapa trik untuk memudahkan bebek jantan memasukkan penisnya yang berbentuk spiral itu sehingga pembuahan bisa terjadi.

"Pada spesies di mana kopulasi sering terjadi secara paksa, kaum jantannya mengevolusikan penis yang lebih panjang, tapi kaum betinanya juga telah merespons dengan mengevolusi bentuk vagina yang rumit, berspiral atau dengan saluran buntu untuk melawan arah penis kaum jantan tersebut," tutur peneliti Patricia Brennan dari Universitas Yale. "Ko-evolusi ini merupakan hasil konflik antar-jenis kelamin untuk memperebutkan kendali atas pembuahan."

Dalam pertandingan antar-jenis kelamin ini, kaum betina dari jenis bebek Muscovy (Cairina moschata) unggul dari kaum jantannya. Temuan ini dipaparkan dalam edisi 23 Desember majalah Proceedings of the Royal Society B.

Organ kelamin yang janggal
Pada tahun 2007, tim Brennan menggambarkan morfologi yang janggal pada organ kelamin bebek. Umumnya unggas jantan tidak berpenis, tapi memiliki kloaka (celah) untuk memindahkan sperma ke dalam kloaka kaum betinanya. Tapi bebek jantan jenis Muschovy ini bukan saja memiliki penis, tapi penisnya cukup besar dan fleksibel (bahkan ketika ereksi), kira-kira 20 cm panjangnya. Sebagai perbandingan, umumnya penis pria ketika ereksi hanya 15 cm.

Para peneliti telah mengamati bahwa bentuk vagina bebek Muschovy yang melingkar searah jarum jam itu efektif menghambat penetrasi penis bebek jantan sehingga walaupun kopulasi tak terhindarkan, tetapi pembuahan sulit terjadi.

Kaum betina jaya
Jadi bagaimana caranya bebek seperti jenis Muschovy ini berkembang biak?

Bebek jantan harus melakukan ritual pemanasan sebelum kopulasi, dan bila bebek betinanya setuju maka ia akan mengambil posisi sehingga bukaan kloakanya membesar dan saluran di dalamnya berdenyut sehingga penis si jantan bisa masuk sepenuhnya.

Sumber: Kompas.com

Penyesuaian Kandang Sapi Menurut Umur


Kandang Pedet yang berusia 0 – 4 bulan:
Pedet harus dibuatkan kandang sendiri agar tidak bercampur dengan pedet atau sapi lainnya. Dapat pula dibuatkan penyekat atau penghalang antar kandang. Hal ini disebabkan pedet sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan pedet memiliki naluri menyusu sehingga jika disatukan dapat saling mngisap dan menjilat. Kandang pedet lazimnya dibuat dari bahan bambu atau kayu berukuran 95 x 150 x 130 cm.

Kandang Pedet Lepas Sapih (4 – 8 bulan):
Kandang yang diperlukan untuk pedet lepas sapih yang berusia 4 – 8 bulan berupa kandang sistem kelompok di dalam kandang koloni. Hal ini dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan. Karenanya tempat pakan, tempat minum dan tempat berteduh dibuat terpisah.

Kandang Sapi Dara (8 bulan – 2 tahun):
Kandang sapi dara dapat dibuat dengan sistem koloni agar memudahkan pengontrolan saat birahi. Namun jika kandang khusus sapi dara ini tidak ada, sapi dara dapat ditempatkan pada kandang sapi dewasa.

Kandang Sapi Dewasa atau Masa Produksi (lebih dari 2 tahun dan laktasi):
Sapi yang telah berproduksi dikelompokkan dalam satu kandang. Pangelompokkan ini sebaiknya berdasarkan tingkat produksi susu sehingga sapi yang berproduksi tinggi tidak bercampur dengan sapi yang produksinya rendah. Dengan pengelompokkan seperti ini manajemen atau tatalaksana pemberian pakan dapat dilakukan secara optimal.
Kandang sapi dewasa biasanya dibuat satu jajar dengan jumlah genap, karena satu bak air disediakan untuk 2 ekor sapi. Kandang per ekor sapi adalah panjangnya 180 – 200 cm, lebar 135 – 140 cm, lebar saluran kotoran 30 – 40 cm dan lebar tempat pakan 80 – 100 cm.

Kandang Sapi Kering Kandang:
Keberadaan kandang untuk sapi yang akan beranak atau kandang kering kandang sangat penting. Hal ini disebabkan karena sapi yang akan beranak memerlukan exercise atau latihan persipan melahirkan untuk merangsang kelahiran normal. Di kandang ini sapi tidak di perah susunya selama sekitar 2 bulan. Dengan demikian pakan yang dimakan hanya untuk kebutuhan anak yang berada dalam kandungan dan kebutuhan hidup dalam mempersiapkan kelahiran.