Jumat, 30 November 2012

Usaha Ternak Ayam Arab


Ayam Arab, memiliki keunggulan-keunggulan lain yang jarang diketahui masyarakat. Sehingga penulis mencoba untuk memberikan wawasan dan informasi yang diharapkan mampu untuk mengubah anggapan mengenai peluang usaha ayam arab, yang sebenarnya memiliki nilai kelayakan usaha yang cukup bagus ditengah harga pullet petelur dan doc petelur yang melambung tinggi harganya.

Ayam Arab jika dilihat dari asal bahasanya cenderung seperti ayam yang berasal dari daerah semenanjung arab, karena frasa kedua menunjukkan nama daerah atau nama tempat. Akan tetapi hingga saat ini kami belum bisa memastikan asal muasal sejarah ayam arab yang sesuai dengan literatur yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berdasarkan pencarian yang kami dapat dari berbagai sumber, dinyatakan bahwa ayam arab dipercaya mampu memproduksi telur dengan kapasitas yang cukup besar jika dibandingkan dengan ayam kampung biasa, salah satu sumber menyebutkan bahwa ayam arab mampu bertelur hingga kisaran 250 butir per tahun. Warna kerabang telur bisa dikatakan mirip dengan ayam kampung kebanyakan serta ukuran telurnya pun juga sama. Sehingga seringkali kita terkecoh dengan keaslian telur ayam kampung dengan ayam arab.

Para pemerhati unggas lokal menuturkan berbagai masukan mengenai sejarah ayam arab ini. Menurut cerita, dahulu kala ayam arab banyak dipelihara oleh masyarakan di negara arab dan karena mayoritas penduduk indonesia muslim serta menunaikan haji disana maka sepulang dari tanah suci beberapa diantara mereka membeli telur-telur yang kemudian di bawa ke tanah air untuk ditetaskan. Oleh sebab itu munculah ayam arab yang sekarang ini. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ayam arab merupakan silangan ayam belgia dengan ayam lokal indonesia yang dibawa ke indonesia oleh orang asing serta pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwaayam arab merupakan silangan-silangan yang tetuanya/asal induknya sulit untuk diidentifikasi karena telah membaur dengan ayam-ayam lokal di indonesia. Pada intinya hingga saat ini belum ada penelitian tentang galur murni ayam arab di indonesia, kualitasnya masih bersifat nano-nano atau dapat dikatakan antara satu tempat dengan tempat lain masih belum seragam. Semoga kedepan anak dan cucu kita mampu menjawabnya.

Banyak dari kita yang belum mengetahui tentang peluang usaha ayam arab ini, yang paling utama yaitu produksi telurnya yang tinggi dan didukung pula dengan ukuran tubuh yang relatif kecil sehingga kebutuhan pakan cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan ayam petelur biasa ataupun ayam kampung. Berdasarkan informasi di pasaran harga telur ayam arab bisa mencapai 1000-1500 rupiah perbutirnya tergantung dari lokasi dan ketersediaan stok,di supermarket akhir-akhir inipun sudah marak dijual telur ayam arab dengan harga yang cukup fantastis. Dikemas dengan wadah yang apik nan higienis sehingga mampu memanjakan para penikmat belanja di supermarket.

Pemeliharaan ayam arab petelur ini relatif mudah, biasanya umur 4,5 bulan sudah mulai bertelur. Pakan yang digunakan dari masa awal doc hingga 2 bulan biasanya dipake pakan starter BR1, kemudian setelah itu bisa disesuaikan dengan pakan self mix seperti layaknya pakan untuk ayam petelur hingga masa bertelur tiba. Kandang yang digunakan juga sama seperti ayam petelur yaitu model battery,ayam arab dikandangkan satu demi satu. Sama halnya dengan ayam jenis petelur lainnya, ayam arab cukup sensitif dengan respon pakan, jika kualitas pakan rendah sangat mudah sekali baginya untuk stress dan mengalami penurunan produksi. Sehingga menejemen pakan dalam ternak ayam arab haruslah cukup diberikan perhatian. Tak hanya itu, hal-hal lain yang krusial mengenai kesehatan, sanitasi, dan berbagai feed additif perlu diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga bermanfaat bagi yang ingin memulai usaha ternak ayam arab petelur.

CARA MEMBUAT MAKANAN PUYUH PETELUR

Mencampur sendiri pakan untuk puyuh petelur adalah salah satu solusi meningkatkan keuntungan dalam beternak puyuh. Sebagai bagian yang memegang persentase terbanyak dari rangkaian modal beternak puyuh, lantas banyak dari peternak berusaha “mengakali” pakan puyuh. Ada yang mencampur pakan pabrikan dengan alternatif, ada juga yang mencampur dalam rangka meramu sendiri. Tentu kesemuanya sebagai usaha menekan biaya produksi.
Formula pakan puyuh petelur

Bahan dan Kandungan Nutrisinya

1. JAGUNG LOKAL : 53..5 ME Poultry 2.751,1 kcal/kg

2. Bungkil kedele USA: 26.0 Crude Protein 20.067 %

3. KATUL : 7.0 Crude Fat 4,00 %

4. Meat Bone Meal 10,0 Fiber 3,07 %

5. Mineral/Grit 3,0 Lysine 1.060 %

6. Premix (Top Mix) 0,50 Methionine 0,450 %
Met + Cys 0,861 %

Selamat mencoba.

CARA MELIHAT JENIS KELAMIN ANAK AYAM BEKISAR

Salah satu metode untuk mengetahui jenis kelamin anak ayam bekisar (seleksi kelamin) adalah dengan melihat kloaka (bagian luar dubur), tetapi teknik ini lebih membutuhkan keterampilan dan pengalaman. Segera setelah anakan bekisar menetas seleksi kelamin harus dilakukan, paling lambat 36 jam setelah menetas. Pada saat ini anak ayam belum diberi makan atau minum hingga kloakanya belum mengeras dan ini memudahkan seleksi. Selain itu, juga bertujuan untuk mengu-rangi stres pada anakan bekisar.
Dari kloaka akan diketahui jenis kelaminnya. Organ kelamin jantan akan tampak kecil sekali, bentuk-nya seperti kepala jarum. Ini dapat terlihat dalam penerangan cukup. Pada anakan betina bentuk seperti itu jarang ditemukan.

Photobucket

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membedakan jenis kelamin anakan bekisar melalui kloaka adalah sebagai berikut.

1. Anakan yang baru menetas dipegang dengan tangan kanan.
2. Lehernya dijepit di antara jari tengah dan jari manis tangan kiri.
3. Perut bagian bawah diraba dengan ibu jari dan kelingking tangan kiri. Bila terasa keras, anus anak ayam diletakkan pada wadah kotoran yang sudah disediakan.
4. Punggung anak ayam diketuk-ketuk perlahan dengan jari te-ngah tangan kiri hingga kotoran keluar dan jatuh ke penampung.
5. Bagian bawah lubang anus ditekan dengan ibu jari tangan mengarah ke atas.
6. Telunjuk tangan kanan juga ditaruh pada anus.
7. Ketiga jari — telunjuk kanan, ibu jari kanan, dan ibu jari klri -digerakkan bersama-sama sehingga anus terbuka dan kloaka bagian dalam menonjol keluar.
8. Kloaka diamati di bawah lampu dan dikenali jenisnya kelamln-nya. Jika ada tonjolan sebesar kepala jarum, berarti anakan itu jantan.
Sumber : Majalah Trubus

ANCAMAN PENYAKIT PADA BURUNG GELATIK

ANCAMAN PENYAKIT PADA BURUNG GELATIK

 
Bila perlu lengkapi lampu UV untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan burung.
Gould amadin memiliki insting mempertahankan hidup yang tinggi. Ia cenderung menyembunyikan kondisi sebenarnya ketika terserang penyakit. Burung yang biasa berkelompok itu tak memperlihatkan gejala sakit dengan jelas. Tak heran bila tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba burung mati.

Indikasi gould amadin sakit sebenarnya bisa dikenali sejak dini. Berbagai cara bisa dilakukan.
Misalnya dengan memperhatikan kotoran burung di bawah kandang. Letakkan kertas Koran atau tisu pembersih di dasar kandang. Amati perubahan volume, warna, dan konsistensi jatuhnya setiap hari. Bila terjadi perubahan, cek pakan dan air dalam kandang.
Indikasi lain, kebiasaan makan dan minumnya. Burung sakit biasanya ditandai nafsu makan yang menurun. Penampilan burung yang sering tampak mengantuk, lesu atau malas, menyembunyikan kepala di bawah sayap, bulu rontok, gejala sakit lainnya. Begitu pula bila burung tampak berkerumun sambil sesekali membungkuk di dasar kandang.

Periksa pula daerah di sekitar mulut dan kebiasaan burung bernapas. Suara-suara seperti batuk atau bersin perlu diwaspadai. Ekor yang melengkung menandakan sistem pernapasan terserang penyakit. Bila pemilik menemui salah satu dari keadaan itu, segera ambil tindakan pengaman. Cek kondisi lingkungan di sekitar kandang. Iklim yang terlalu dingin, kelembapan rendah, kurang sinar, memicu penurunan daya tahan tubuh. Burung pun mengalami stres dan mudah terserang penyakit.

Air sac mites adalah penyakit serius yang sering mengancam gould amadin. Penyebabnya, parasit yang terinfeksi ke dalam sistem pernapasan burung. Gould amadin yang terserang tampak sulit bernapas dan mengeluarkan suara aneh. Jika dibiarkan menyebabkan kematian.

Untuk pencegahan kehadiran hama berbahaya, penangkar menggantungkan strip khusus pembasmi tungau di sekeliling kandang. Penanganan lain ialah menggunakan produk Ivermectin dan Moxidectin. Setetes obat diberikan langsung ke kulit yang terbuka di antara punggung. membunuh tungau.

Kasus lain ialah eggbinding. Ini banyak menyerang induk betina saat ia berusaha mengeluarkan telur. Telur terhambat dan tak dapat keluar dari saluran reproduksi. Akibatnya induk betina makin melemah dan ia hanya bisa duduk di dasar sarang. Penangkar harus melakukan tindakan secepatnyauntuk mengatasi. 

CARA MUDAH MEMBUAT PENETAS TELUR SEDERHANA

PANDUAN PRAKTIS CARA MEMBUAT MESIN TETAS SEDERHANA DENGAN KONTROL PANAS OTOMATIS

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mesin tetas adalah kotak atau box mesin penetas jangan ada yang bocor atau tidak tertutup rapat. Apabila terjadi kebocoran maka suhu dalam ruang mesin penetas tidak akan tercapai karena udara panas akan keluar melalui lubang tersebut. 

Bahan yang digunakan untuk membuat kotak mesin tetas sederhana ini adalah multiplek/triplek atau dapat juga menggunakan papan kayu atau bahan lain yang sesuai dengan desain pembuatan mesin tetas. Alat penetas telur ini dapat dengan mudah kita buat sendiri dengan biaya yang relatif murah.

Bahan dan Alat 

Bahan untuk membuat mesin penetas telur berkapasitas 100 butir dengan sumber panas dari listrik adalah sebagai berikut: 
- Multiplek / triplek 9 mm 
- Engsel 
- Kawat ram Ø 0.5 cm 
- Seng 
- Thermostaat 
- Kabel listrik 
- Fiting lampu 
- Steker listrik 
- Lampu bohlam
- Thermometer
- Baki/nampan air
- Paku triplek dan lem kayu

Sedangkan peralatan yang digunakan: gergaji kayu, gergaji besi, meteran, alat tulis, bor, obeng, tang, pahat kayu dan palu.

Cara Membuat

Potong multiplek/triplek dengan ukuran seperti pada (gambar 1) dan rangkaikan sehingga terbentuk kotak / bok dengan ukuran 60 x 30 x 30 cm.


Buat lubang dengan ukuran 10 x 5 cm pada bagian atas kotak mesin tetas untuk ventilasi udara dan berilah penutup yang dapat dibuka dan ditutup, seperti (gambar 1).


Buat lubang pada bagian bawah kotak dengan ukuran 10 x 20 dan tutuplah dengan selembar pelat seng (gambar 1). Kegunaan pelat seng ini adalah sebagai elemen pemanas darurat jika terjadi pemadaman listrik. Jika terjadi pemadaman listrik maka taruhlah di bawah pelat seng tersebut lampu minyak. 

Buat rak untuk tempat meletakkan telur di dalam mesin tetas, seperti (gambar 3). Bahan rak tempat telur dapat dibuat dari kawat lurus seperti pada gambar, dapat pula dipakai kawat ram atau Anda dapat berkreasi lain dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita, yang penting rak dapat digunakan untuk meletakkan telur di dalam ruang mesin penetas.


BAGIAN DARI MESIN TETAS

Regulator / Thermostat

Gambar 7 Thermostat

Adalah alat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam mesin tetas secara otomatis. Apabila alat ini terkena panas maka kapsul akan mengembang sehingga akan menekan sakelar (mikroswitch) dan aliran listrik akan terputus, sebaliknya apabila suhu turun maka kapsul akan mengempis dan akan menyalakan kembali lampu pijar sebagai sumber panas. Untuk menseting thermostat agar dapat memutus dan menyambung kembali aliran listrik yang menuju ke lampu pijar tidaklah sulit, untuk mengaturnya dengan cara memajukan atau memundurkan putaran baut penyangga kapsul. Lihat Gambar 7

Cara Menseting Thermostat

Lihat Gambar 7 untuk melihat bagian-bagian dari thermostat. Misalnya kita mau menseting agar ruang mesin penetas tepat pada suhu 40o C lampu pijar padam, maka caranya adalah 


Jika sebelum suhu 40o C lampu pijar sudah padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat kanan atau searah jarum jam (kapsul menjauhi sakelar/mikroswitch).
Jika suhu sudah lebih dari 40o lampu pijar baru padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam (kapsul mendekati sakelar/mikroswitch).
Cara Merangkai Thermostat 


Baki/Nampan Air

Kegunanya untuk memenuhi standar kelembaban mesin tetas. Isi air dalam baki dengan ketinggian 2-3 cm / dibawah permukaan bibir baki. Apabila akan menambah air dalam baki, gunakan air hangat supaya perubahan suhu dalam mesin tidak turun secara drastis.

Rak Telur

Berfungsi sebagai tempat telur yang akan ditetaskan, rak telur diisi sesuai dengan kapasitasnya.

Ventilasi

Diperlukan untuk kebutuhan oksigen telur tetas dalam mesin. Ventilasi haruslah dapat diatur sesuai kebutuhan. Apabila ventilasi tidak ada maka udara yang ada didalam mesin tetas akan meracuni bibit telur dan dapat menyebabkan bibit telur tersebut mati.

Thermometer

Berfungsi sebagai indikator suhu yang diperlukan oleh mesin tetas.

ALAT PENDUKUNG PENETASAN

Alat Candling / Teropong Telur
Digunakan untuk melihat apakah telur yang dimasukkan kedalam mesin penetas itu dibuahi / fertile atau tidak. Alat candling dapat dibuat dari lampu senter yang bagian depannya dibuat seperti corong dari kertas karton yang berwarna hitam. Atau dapat pula dibuat dari pipa paralon diameter 2-3 inci dipotong sepanjang 15 cm didalamnya diberi lampi pijar. Kedua sisi pipa ditutup, salah satu sisinya diberi lubang lagi selebar ukuran telur. 

Untuk keperluan peralatan Thermostat dan Thermometer, kami menyediakan paket pembuatan mesin tetas sederhana semi otomatis. Silahkan lihat DISINI

Jika ada yang belum jelas mengenai pembuatan mesin tetas sederhana ini silahkan tulis pertanyaan di kolom komentar dibawah ini.

Semoga bermanfaat...

Cara Agar Ayam Tidak Kanibalisme

Pada pemeliharaan ayam kampung sering kali terjadi kanibalisme, antar ayam terjadi saling menyerang, hal ini terjadi karena kurangnya perhatian ekstra pada masa pemeliharaan.
Kanibalisme sering kali dikaitkan dengan sifat bawaan ayam kampung yang cenderung agresif. Selain faktor tersebut ada banyak faktor lain yang dapat menimbulkan hal tersebut.

Untuk menghindari terjadinya kanibalisme pada ternak ayam maka ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatikan dari para peternak, diantaranya :

1. Kepadatan kandang harus disesuaikan antara luas kandang dengan jumlah ayam.

2. Suhu udara di dalam kandang usahakan jangan terlalu panas. Suhu udara yang terlalu panas dapat memacu ayam untuk lebih agresif, sebaiknya suhu udara di dalam kandang sesuai dengan suhu yang dibutuhkan ayam pada periode umur tertentu, selain itu suhu udara yang panas dapat menimbulkan penyakit pernafasan pada ayam dan mengurangi nafsu makan.

3. Ketersediaan pakan dan minum ayam usahakan terpenuhi secara teratur. Hal ini sering terjadi pada pemeliharaan, ketersediaan pakan yang selalu ada sangat penting dalam pemeliharaan, dengan pakan dan minum yang terbatas ayam akan berebut dan menimbulkan perkelahian.

4. Kandungan protein pada ransum ayam harus terpenuhi. Kandungan protein pada ransum sangat penting kaitannya dengan pertumbuhan ayam, selain itu kandungan protein yang kurang dapat memacu ayam untuk bertindak kanibal. sebaiknya peternak memperhatikan kebutuhan protein pada periode umur tertentu agar target pertumbuhan dapat terpenuhi dan mencegah kanibalime pada ayam.

5. Hindari suasana dalam kandang yang tidak tenang.

6. Hindari penggunaan suplemen yang berlebihan. Pengunaan suplemen dapat meningkatkan keagresifan pada ayam, namun penggunaan suplemen yang berlebihan dapat menimbulkan keagresifan yang berlebihan pada ayam, sehingga menimbulkan perkelahian.

7. Hindari Chick in atau memasukkan kelompok ayam dengan umur yang berbeda. Perbedaan umur ayam dalam satu kandang sebaiknya jangan pernah dilakukan, Hal ini dapat berakibat fatal, ayam yang lebih dewasa biasanya akan memangsa ayam yang umurnya kebih muda.

TIPS UNTUK MEMILIH BIBIT ITIK YANG TEPAT

Pembibitan itik (DOD) yang dilakukan secara intensif tidaklah sebanyak pembibitan ayam (DOC), yang ada hanya penetasan telur yang diperoleh dari berbagai peternak yang kemudian ditetaskan oleh peternak kecil menengah (rumahan). Indukannya pun bukan berasal dari hasil seleksi. Tak heran jika saat ini sulit menemukan bibit itik unggul dalam jumlah besar dan umurnya seragam.

Daerah sentra peternak itik dan penghasil bibit itik (Day Old Duck/DOD) dan itik siap dibesarkan atau itik siap bertelur (Meri) adalah di Alabio-Kalimantan Selatan, Cirebon, Cimalaya-Jawa Barat, Tegal-Jawa Tengah, dan Mojosari-Jawa Timur.

Bagi peternak itik petelur perlu memperhatikan pemberian pakan saat itik berumur 1-6 hari guna pertumbuhan kerangka cadangan kapur untuk pembuatan kulit cangkang telur. Untuk itu jauh lebih baik jika memelihara itik petelur dari DOD daripada membeli bibit itik petelur yang siap bertelur. Namun agar lebih efisiensi waktu dan biaya, membeli indukan siap bertelur dari peternak angonpun tiada salahnya, asalkan mengetahui trik memilih yang tepat.

Meskipun tak ada perbedaan total telur yang dihasilkan antara itik yang dipelihara dari DOD atau Meri. Berikut ini kriteria memilih DOD maupun itik siap bertelur/dibesarkan :

Kriteria DOD Unggul

  • Bobot sekitar 38-40 gram.
  • Berbulu bagus dan kering.
  • Kedua matanya terbuka/melek.
  • Anak itik bergerak lincah.
  • Pusarnya sudah kering dan duburnya bersih.
  • Tidak ada cacat pada kaki (pengkor).
  • Kriteria Itik Siap Bertelur/Dibesarkan

Umur sekitar 5 bulan.
  • Tidak cacat.
  • Bobot telah mencapai 1,4 kg atau sekitar 1,3 kg untuk bebek Mojosari dan 1,4-1,5 kg jenis Alabio.
  • Berat badan harus seragam agar telur yang dihasilkan seragam pula.
  • Beli dalam jumlah terbatas 200-300 ekor.
  • Tulang pubis (pantat) yang berada ditempat saluran keluar telur saat menuju ke kloaka melebar denga ukuran 3 jari tangan.
  • Sedangkan untuk bibit pembesaran itik pedaging pilih bibit pejantan umur 10 minggu yang bobotnya 0,9 kg atau itik betina afkir.
* sumber dari Prof. Emer. Dr. Peni S. Hardjosworo
Praktisi perunggasan IPB

Sindroma Kekerdilan pada Broiler

Adanya ketidakseragaman ukuran ayam yang dipelihara telah menimbulkan keresahan di kalangan peternak ayam broiler. Menurut penuturan mereka, pada saat doc tiba kondisinya terlihat seragam, tetapi setelah ayam mulai menginjak usia di atas 14 hari, baru terlihat adanya ayam yang terlambat pertumbuhannya.
Ketidakseragaman pertumbuhan pada ayam broiler memang banyak penyebabnya seperti :

  • Doc berasal dari telur indukan muda atau indukan yang tua sekali
  • Multi strain dalam satu flock / kandang
  • Kepadatan ayam di kandang yang terlalu tinggi
  • Kurangnya tempat pakan dan tempat minum
  • Penyakit infectious seperti Coccidiosis Sindroma Kekerdilan pada Broiler (Runting and Stunting Syndrome)

Pada umumnya para peternak berpendapat bahwa beberapa penyebab yang menyebabkan ayamnya tidak seragam seperti karena doc, multistrain dalam satu kandang, kurang peralatan makan dan minum, kepadatan ayam dalam kandang dan penyakit coccidiosis, mereka sudah dapat mengatasinya di lapangan. Tetapi untuk sindroma kekerdilan atau runting and stunting syndrome, para peternak masih meraba-raba penyebabnya, karena kejadian di lapangan kadang ada dan kadang tidak ada / hilang dengan sendirinya. Sindroma Kekerdilan pada Broiler mempunyai berbagai ragam nama lain seperti : Malabsorption Syndrome;Runting Syndrome; Reovirus Malabsorption; Pale Bird Syndrome; Helicopter Disease; Brittle; bone Disease

Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai : Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi ) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari. Dimana setelah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal.

(Nick Dorko, 1997). Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian akan terjadi seperti : tingginya ayam culling; tingginya fcr; rataan berat badan di bawah standar; berat badan yang sangat bervariasi, hal mana akan menjadi masalah bila ada kontrak dengan “slaughter house” / rumah potong ayam; masalah dengan penjualan karena banyaknya ayam yang kecil. Pertanyaannya adalah apakah kejadian kekerdilan pada broiler ini hanya merupakan sindroma saja ataukah merupakan penyakit yang sangat banyak penyebabnya ?

Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwa runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yaitu Enteritic; Pancreatic dan Proventricular (yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya), yang paling penting sindroma kekerdilan ini merupakan sindroma penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor.

Penyebab Sindroma Kekerdilan

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu : Penyebab berasal dari Pembibitan Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery Penyebab berasal dari Manajemen Produksi Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi Penyebab berasal dari Lingkungan Penyebab berasal Penyakit

1. Penyebab berasal dari Pembibitan.
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :

  • Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk yang masih terlalu muda
  • Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi
  • Akan lebih parah apabila induknya positif Salmonella enteritidis
  • Walaupun demikian kekerdilan bukan merupakan penyakit yang diturunkan

2. Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery. Beberapa hal yang berasal dari Penetasan / Hatchery yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :

  • Waktu penyimpanan telur tetas yang terlalu lama
  • Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas
  • Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda
  • Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi sehingga doc mengalami stress
  • Kurang representatifnya alat angkut doc (chick van) dari Hatchery ke Peternak / kandang pemeliharaan.

3. Penyebab berasal dari Manajemen Produksi Manajemen Produksi juga dapat menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan seperti : Biosecurity yang buruk Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages) Kurang baiknya kualitas doc yang dipelihara Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding Cara pemberian, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar. 4. Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi Kandungan yang terdapat pada pakan jika kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara misalnya :

  • Gejala sering seperti ayam yang terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis
  • Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah
  • Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani lebih daripada 8%
  • Tidak ada atau rendahnya kandungan Natrium (khusus di wilayah Asia)
  • Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.

5. Penyebab berasal dari Lingkungan. Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif akan juga mengakibatkan ayam terkena sindroma kekerdilan, seperti :

  • Lingkungan kandang yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi
  • Lingkungan kandang yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari berbagai usia
  • Lingkungan kandang merupakan daerah endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.

6. Penyebab berasal dari Penyakit. Ada beberapa penyakit yang dapat memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, seperti :

  • Infeksi Reo virus
  • Infeksi Mareks Disease, hal ini dapat terjadi terutama di Asia karena Broiler di Asia tidak divaksinasi
  • Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara
  • ALV diduga ada korelasi positif dengan sindroma kekerdilan
  • Infectious Bursal Disease / Gumboro, beberapa negara hanya memakai strain klasik untuk vaksinasinya
  • Avian Nephritis Virus
  • Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB Penyebab utama yang paling berperanan adalah Reo virus dengan spesifikasi sebagai berikut : Virus tidak berselubung / amplop, tahan panas dan dapat hidup : pada 600 C selama 8-10 jam, pada 560 C selama 22 - 24 jam, pada 370 C selama 15 - 16 minggu, pada 220 C selama 48 - 51 minggu, pada 40 C selama lebih dari 3 tahun, pada -630 C selama lebih dari 10 tahun.

Penularan Penyakit

Penularan dapat terjadi secara horizontal (Robertson & Wilcox, 1984 dan Van Der Heide, 1977) Melalui jalur respirasi (Roessler, 1986) Penularan secara vertikal dengan suatu percobaan dengan cara inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc hasil tetasannya (17-19 hari post inokulasi) mengandung virus reo (Menendez, Van Der Heide dan Kalbac, 1975).

Gejala Klinis

Biasanya mulai terlihat pada usia 4 - 8 hari dengan ciri-ciri : Malas bergerak Bulu kusam Coprophagia (faeces / litter eating) Bila di uji gula darahnya Hypoglycaemic Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori 5 - 10 % populasi dengan kategori RINGAN, 10-30% populasi dengan kategori BURUK, 30 % populasi dengan kategori bencana Biasanya terlihat pada usia 2 minggu. Bulu sekitar kepala dan leher tetap Yellow Heads, Bulu primer sayap patah / dislokasi; Helicopter Birds; Stress Banding, Tulang kering / betis berwarna pucat. Jika diperiksa kotorannya masih utuh / makanan hanya lewat saja " Helicopter Bird" "Tulang Kering Pucat " Bulu sekitar leher dan kepala masih kuning YELLOW usia ayam di bawah ini adalah sama ).

Patologi Anatomi

Perubahan terutama terjadi pada usus seperti : pucat, tipis, berisi material cair sampai berlendir, Kadang ada radang proventriculus, Ada degenerasi pada pancreas, Makanan pada usus bagian belakang masih utuh "Perubahan pada Pancreas" "Usus Tipis dan Pucat" Usus Belakang" "Pembesaran Proventriculus " "Dinding Proventriculus Tebal".

Pengendalian Penyakit

1. Pembibitan
a. Induk harus dapat memberikan bekal maternal antibodi yang tinggi
b. Hindari terinfeksi dengan Salmonella enteriditis
c. Perbesar telur tetas dengan cara tunda awal produksi dini (pengaturan lighting), berat badan betina harus masuk berat standar, kebutuhan Kcal / protein / ayam terpenuhi. Tambahkan protein / asam amino pada pakan periode petelur dengan Methionine / Cysteine

2. Hatchery
- Hindari menetaskan telur tetas yang kecil.
- Perpendek waktu koleksi/penyimpanan telur tetas.
- Jangan menetaskan telur tetas yang berbeda usia / ukuran dalam satu mesin.
- Percepat proses seleksi doc dan secepatnya didistribusikan.
- Pergunakan alat pengangkut doc dari hatchery sampai peternak dengan alat angkut yang representatif, terutama lengkapi dengan Ventilator.

3. Farm Broiler
- Laksanakan proses biosecurity dengan baik dan benar, agar farm dapat seoptimal mungkin terbebas dari serangan infeksi penyakit pemicu terjadinya kekerdilan.
- Penggunaan desinfektan yang mengandung antiviral seperti GLUTAMAS dan SEPTOCID sangat dianjurkan.
- Usahakan satu unit farm diisi oleh ayam yang satu usia, karena jika ada serangan kekerdilan ayam yang ber-usia paling muda yang paling parah terkena infeksi.
- Jika mendapat doc kecil / bibit muda / doc berasal dari telur tetas kecil, maka tatalaksana brooding harus sempurna; berikan pada minumnya multivitamin yang mengandung vitamin A, D dan E seperti VITAMAS; perhatian difokuskan kepada suhu sekitar brooding; pemberian pakan yang intensif dan mudah dijangkau ayam, demikian juga dengan air minum harus selalu tersedia dalam keadaan segar.
- Bila kekerdilan sudah menyerang ayam di kandang, maka lakukan langkah :
1. Ayam yang hanya mencapai 40% dari berat badan standar dipisahkan / diculling.
2. Lakukan desinfeksi area kandang secara rutin dengan GLUTAMAS atau SEPTOCID, dosis berikan sesuai petunjuk pembuatnya.
3. Ayam yang ber-berat badan > 40% dari berat badan standar dan Normal berikan minum yang mengandung MASABRO atau HYPRAMIN sesuai petunjuk pembuatnya.
4. Pakan sebaiknya tetap menggunakan pakan starter sampai panen.
5. Sebaiknya ayam di panen pada berat 1.0 – 1.2 kg saja.

- Periksalah pakan secara periodik untuk kontrol kandungan mycotoxin.
- Pastikan kandungan bahan baku dalam pakan seimbang dan sesuai dengan peruntukan usia ayam.

Sumber Literatur : http://bisnispeternakankaltim.blogspot.com
Kontribusi Dari Drh Arief Hidayat

TIPS PEMBESARAN BURUNG GELATIK

TIPS PEMBESARAN BURUNG GELATIK
 
Gantung millet kuning kecokelatan dalam kandang sebagai pakan tambahan.

Pada umur remaja, perlahan bintik mutiara mulai memudar. Itu terjadi pada umur 3—4 bulan. Perubahan lain, ia bakal melewati fase perontokkan bulu sebelum menginjak dewasa. Bulu-bulu muda bakal rontok lalu digantikan bulu yang berpenampilan lebih cemerlang.

Peristiwa itu dialami saat gould amadin berumur 4—6 bulan. Bahkan tak jarang kejadian ini berlangsung hingga 9 bulan. Pada masa peralihan itu penangkar harus waspada. Kondisi gould amadin muda harus dijaga tetap optimal. Salah satunya dengan menyediakan pakan tinggi protein, vitamin, dan mineral. Keadaan tubuh saat melewati masa itu benar-benar lemah dan butuh energi besar.

Komposisi pakan berisi jewawut, millet, canary, dan nigger seed.
Setelah bulu tumbuh kembali, terlihat keindahan warna-warni bulu gould amadin. Ini terjadi ketika umur burung mencapai 8—9 bulan. Secara fisik mereka telah siap dijodohkan sekaligus calon induk unggul.
Bila dipelihara dengan baik, maka pasangan induk bisa bertahan lama hingga belasan tahun. Umur produktivitasnya mulai 8 bulan hingga 7 tahun. Puncak produksi ketika umur mencapai 2—5 tahun.
http://www.kaskus.co.id



Kamis, 29 November 2012

CARA BETERNAK AYAM BEKISAR




Beternak Ayam Bekisar adalah sebuah peluang, Ayam Bekisar merupakan keturunan F1 hasil perkawinan ayam hutan jantan (Gallus varius) dan ayam Kampung betina (Gallus gallus domesticus). Bekisar dikembangkan sebagai ayam kesayangan untuk menghasilkan ayam hias yang indah bulunya, dan terutama untuk mendapatkan keindahan suaranya dengan suara kokok yang memikat.

Warna bulu ayam bekisar didominasi oleh warna bulu ayam Kampung betina yang digunakan, tetapi postur tubuh, sifat dan suaranya sangat tergantung pejantannya yaitu ayam Hutan Hijau. Pada awalnya penggemar Bekisar hanya menyukai warna Merah dan Hitam, saat ini warna ayam Bekisar sangat beragam bahkan keindahan warna bulu ayam Bekisar sering digunakan sebagai salah satu kriteria dalam lomba Bekisar.

Warna dasar ayam Bekisar mempunyai delapan warna dasar favorit yaitu Merah, Hitam, Putih, Kuning, Wido, Kelabu, Blorok, dan Jali. Ayam Bekisar menjadi lambang fauna (maskot) Propinsi Jawa Timur. Ayam Bekisar berasal dari pulau Kangean, sebuah pulau kecil sebelah timur Madura, termasuk wilayah kabupaten Sumenep. Ayam ini menyebar ke seluruh pulau Madura, Jawa, Bali, dan Wilayah Lombok, Komodo, Flores. Selain di wilayah tersebut ayam Bekisar sulit dijumpai. Ayam Bekisar merupakan fauna maskot provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ada tiga jenis ayam bekisar :

1. Gallus aenus yang berjengger bergerigi delapan kecil, pial berukuran sedang, warna bulu pada lapisan atas ungu dengan plisir kuning emas.
2. Gallus temminckii memiliki jengger bergerigi emas, pial berwarna jambu, bulu merah mengkilap dan berplisir merah kecoklatan.
3. Gallus violanceus dengan jengger bergerigi bagus, ukuran pial sedang, warna bulunya ungu dengan permukaan yang halus.

Beberapa macam ayam Bekisar yang terkenal keindahannya yaitu :

1. Bekisar Kangean (Madura), dibentuk dari induk betina berbulu satu macam misalnya hitam, merah, putih, kuning, dan abu – abu.
2. Bekisar Putih (Yogya), berwarna putih mulai dari paruh, hingga telapak kaki kecuali jengger, pial, dan cuping berwarna merah.
3. Bekisar Hitam (Parakan), silangan dengan ayam Kedu Hitam betina. Bentuk tubuh tinggi, besar, tegap dan berbulu hitam.
4. Bekisar Multiwarna (Solo), kaya akan warna dan suaranya sangat nyaring dengan ujung suara meninggi, ukuran tubuh sedang. Ayam Bekisar multiwarna mempunyai bulu warna – warni dengan bulu leher, bulu pelana, dan bulu hias berwarna merah menyala.

Secara umum, ayam bekisar merupakan hasil perkawinan antara ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina. Sehingga, ayam bekisar ini mewarisi fisik ayam kampung betina, tetapi dengan bulu seindah ayam jantan hutan yang hitam kehijauan.

Sayangnya, ayam jenis ini walau punya suara kokok yang merdu, tetapi masih mewarisi sifat mudah stress dan mudah mati seperti ayam hutan jantan. Tak heran jika banyak pihak mencoba mencari persilangan genetik ayam bekisar yang terbaik.

Salah satunya adalah Heri Sunarso, pemilik peternakan ayam bekisar Sundoro Farm di Bantul, Jogjakarta. Gara-gara hobi beternak ayam hutan, bapak 45 tahun ini malah dapat menernakan ayam bekisar varietas langka.

Ayam bekisar tersebut didapat dari hasil persilangan antara keturunan ayam jawa dan ayam pelung Cianjur yang kemudian disilangkan dengan ayam hutan jantan. Persilangan ini akan menghasilkan bekisar bernada suara tinggi, panjang dan tidak pecah. Dus, punya ketahanan fisik serupa ayam kampung.
"Sampai saat ini jenis ini sangat sulit diperoleh," ujar Heri yang sudah beternak ayam hutan sejak tahun 1983 ini.

Untuk indukan, harga ayam jawa berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 75.000 per ekor, sementara ayam pelung Rp 150.000 per ekor. Lalu, harga ayam hutan jantan siap kawin Rp 750.000 per ekor.
Heri sendiri saat ini mempunyai sekitar 15 indukan ayam hasil persilangan antara ayam jawa dengan ayam pelung. Dan sekitar 12 indukan ayam hutan jantan.

Untuk keturunan ayam jawa dan ayam pelung yang dijadikan indukan, dibiarkan bebas berkeliaran di halaman atau pekarangan. Sementara pakannya hanya bekatul dan jagung saja.

Sementara untuk indukan ayam hutan jantan, harus diberikan kandang khusus. Pakannya juga khusus. Misalkan campuran beras merah dan BR (pakan khusus ayam). Tak lupa, asupan serangga seperti jangkrik dan kroto setiap tiga hari sekali untuk menjaga stamina. Serta vitamin ayam tiap tiga hari sekali.

Sayangnya, banyak ayam hutan jantan yang lantas 'gering' atau stress dan kemudian mati, beberapa saat setelah dikawinkan.

Untuk mendapat anakan bekisar kualitas bagus, musim kawin terbaik adalah pada musim kemarau. Atau sekitar bulan Maret sampai bulan Agustus. "Kalau kawinnya musim dingin, telurnya tidak mau menetas," lanjut Heri.

Setelah kawin, masa eram telur ayam bekisar berlangsung selama 21 hari. Sekali bertelur bisa didapat sekitar 12 telur. Tetapi yang hidup hanya separuhnya. Setelah dua minggu dari menetasnya telur, para indukan bisa kembali dikawinkan.

Anakan ayam bekisar kemudian dipilah berdasar kualitasnya. Dari enam telur yang menetas, paling hanya satu yang berkualitas. Artinya, dari 60 telur yang menetas, 50 anakan merupakan kualitas yang tidak terlalu baik. "Jika kualitasnya tidak terlalu bagus maka dalam usia dua minggu sudah dijual seharga Rp 100.000 per ekor," lanjut Heri.

Maka, untuk penjualan anak ayam bekisar usia dua minggu ini Heri sudah mengantongi omzet penjualan sebesar Rp 5 juta. Sementara untuk yang berkualitas bagus, bakal dibesarkan sampai usia enam bulan sampai 12 bulan. Dan dijual seharga Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per ekor.

Untuk pakan, diterapkan mirip dengan pakan ayam kampung. Namun untuk anak ayam usia satu hari sampai dua bulan, diberi pakan BR1. Untuk menghindari penyakit flu dan muka bengkak atau CRD, anakan bekisar ini diberi vaksin khusus ayam tiap tiga bulan sekali.

Nah, bagi ayam bekisar kualitas bagus, setelah terbukti selalu menang dalam perlombaan, harganya bakal naik berpuluh kali lipat. Heri bercerita, salah satu pembeli ayam bekisar ternakanya pernah melepas ayam bekisarnya seharga Rp 20 juta setelah ayam tersebut beberapa kali memenangkan perlombaan. Padahal, ayam tersebut dibeli dari peternakan Heri seharga Rp 1,6 juta saja. "Saya tidak kebagian bonus penjualan ayamnya,"

Cara Budidaya Ayam Bekisar

"Penemu" ayam bekisar adalah masyarakat pulau Kengean di sebelah tenggara pulau Madura. Di sana masyarakatnys secara iseng mengawinkan induk betina ayam kampung mereka dengan jago ayam hutan hijau. Cara perkawinan ala Kangean ini sangat unik. Kebetulan mereka sudah punya jago ayam hutan hijau yang relatif jinak. Hingga pemeliharaannya cukup dengan diikat salah satu kakinya dengan tali kain. Kepada jago ayam hutan hijau itu didekatkan ayam hutan hijau betina. Setelah ayam hutan jantan itu bermaksud untuk mengawininya, maka disusupkan ayam kampung betina di bawah ayam hutan betina tersebut. Untuk itu, sebuah lubang dangkal telah dipersiapkan di "lokasi perkawinan" tersebut.

Hingga yang terjadi adalah, jago ayam hutan hijau itu "nangkring" dan mematok ayam hutan betina, tetapi yang dikawininya adalah ayam kampung. Teknik perkawinan ala Kangean ini disebut sebagai "kawin dodokan". Selanjutnya, ayam betina kampung yang sudah dikawini jago ayam hutan itu, di pantatnya diikatkan tempurung kelapa sebagai "celana". Maksudnya agar dia tidak dikawini oleh ayam jago kampung. Telur yang dihasilkan oleh ayam betina yang dikawini ayam hutan ini, kalau menetas pasti akan menjadi bekisar sekitar 25 %.

Karena teknik perkawinan ala Kangean ini sangat rumit, maka dikembangkanlah teknik perkawinan ala Surakarta. Di sini, jago ayam hutan hijau ditaruh dalam satu kurungan dengan ayam betina kampung. Mula-mula mereka ditaruh dalam dua kurungan yang berbeda, tetapu ditaruh berdekatan. Setelah kelihatan bahwa ayam hutan jantan itu naksir, baru mereka disatukan. Perkawinan ala Surakarta ini terjadi secara alamiah. Kendalanya, ayam hutan jantan hanya mau naksir ayam betina kampung yang berperawakan kecil (mirip ayam hutan betina) dan yang warna bulunya "lurik" cokelat abu-abu. Teknik perkawinan untuk menghasilkan bekisar cara mutakhir adalah dengan kawin suntik.

Penyilangan ini harus terus menerus dilakukan untuk menghasilkan bekisar, sebab hasil silangan ayam hutan dengan ayam kampung akan selalu mandul. Sampai saat ini, bekisar tetap diproduksi oleh para penangkar. Namun "gaungnya" di masyarakat sudah tidak seperti tahun-tahun 1980an. Di lain pihak, muncul pula upaya untuk melestarikan keberadaan ayam hutan hijau yang habitat aslinya semakin rusak. Upaya itu adalah dengan "domestifikasi". Salah satu institusi yang sudah mulai tampak berhasil menjinakkan ayam hutan hijau adalah Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta.

CARA BETERNAK MERPATI HIAS



Salah satu merpati hias yang mempunyai bentuk ekor yang unik yaitu ekornya seperti kipas adalah merpati kipas / persi. Bagi penggemar burung hias belum komplit rasanya kalau anda belum memiliki koleksi merpati kipas. Akhir-akhir ini merpati kipas memiliki harga jual yang lumayan tinggi, sehingga membuka peluang bisnis bagi mereka yang mempunyai hoby menangkar burung hias. 

Jika ingin mengembangkan jenis lain yang mempunyai nilai jual lebih tinggi maka dapat dipadukan dengan indukan dari merpati impor, seperti yang lagi populer saat ini adalah merpati jenis Jacobin, Fantail, Pouter, dan masih banyak yang lainnya

Cara Ternakmerpati hias 

Cara ternak merpati hias sebenarnya hampir sama dengan merpati ketinggian atau merpati balap, hanya diperlukan penyesuaian model dan ukuran kandang dengan melihat bentuk dan ukuran jenis merpati hias yang akan dibudidayakan.

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk penangkaran burung merpati kipas, hal ini tergantung dari kondisi / lokasi penangkar. Dari beberapa cara yang ada memiliki kelebihan maupun kelemahan masing-masing:

1. Sistem Umbaran, beberapa pasang merpati di biarkan ( diumbar) berkeliaaran di pekarangan sekitar rumah. Untuk tempat tidur sekaligus untuk bertelur merpati di buatkan pagupon. Kelebihan dari sistem ini, tidak ada biaya pembuatan kandang, merpati lebih sehat karena bebas terbang ke mana saja, lebih mudah dalam pemeliharaannya dan pemberian makanan lebih sedikit karena disamping makan makanan yang disediakan oleh peternak, merpati juga mencari makanan sendiri yang berada di lingkungan sekitar. Kelemahan sistem ini terletak dalam hal keamanan dan produktifitas kurang baik karena merpati lebih banyak bermain, kalau ada burung yang sakit akan mudah menular.

2. Sistem kandang koloni, beberapa pasang merpati di masukkan dalam kandang besar. Untuk kapasitas kandang jangan terlalu sesak karena akan mengganggu kesehatan burung. Kelebihan dari sistem ini keamanannya lebih terjamin dari pada sistem umbaran. Kelemahan sistem ini, memerlukan biaya untuk pembuatan kandang dan makanan yang dibutuhkan lebih banyak, kalau ada burung yang sakit akan mudah menular.

3. Sistem Battery, di mana satu pasang merpati di masukkan dalam satu kandang battery. Ukuran kandang yang ideal adalah 75cmx50cmx50cm. Sistem ini sangat baik digunakan untuk ternak dalam skala besar. Kelebihan dari sistem ini, kesehatan burung lebih terjamin karena penyakit tidak mudah menular, produktifitas lebih baik, keamanan lebih terjamin. Sedang kelemahannya adalah membutuhkan biaya pembuatan kandang yang banyak, perawatan lebih sulit.

Peluang Usaha Ternak Merpati Hias 

Sekarang ini trend burung masih di dominasi kenari import , tapi bukan berarti jenis unggas kesayangan asli indonesia tidak memenuhi selera pasar . Buktinya harga merpati hias cukup mahal , seperti jenis Santinet. Sepasang merpati anakan ditingkat peternak harga sekitar 500 ribu rupiah . Dari sebuah kandang sederhana dalam sebulan dapat memanen anakan sebanyak dua kali dan setiap kali panen menghasilkan 15 pasang merpati , maka dalam sebulan 30 pasang . Harga sepsang merpati anakan lepas sapih berkisar 150.000 – 1 juta . Jika dalam sebulan didukung pemasaran yg lancar bisa beromzet 15.000.000 , biaya pakan yang di keluarkan 1 juta.

Berikut gambaran analisa budidaya Merpati Hias

A. Investasi
- kandang Rp. 2.000.000
- Induk 15 pasang @ 1 juta Rp. 15.000.000
Total : 17.000.000

B. Biaya Operasional
- Pakan Rp. 1 .000.000
- Tenaga Kerja Rp. 1.000.000
Total : Rp 2.000.000

C. OMZET
- Hasil penjualan anakan ( 1 Pasang indukan menghasilkan 1 pasang anakan. 1 bulan panen 2 kali ) @ 500.000
Rp. 15.000.000

Sumber : Trans Agro

Berikut Gambar Jenis-jenis Merpati Hias :

1. Merpati Jacobin


2. Merpati Saxon Pouter


3. Merpati Fantail

BETERNAK AYAM ARAB DAN PELUANG BISNISNYA

BETERNAK AYAM ARAB DAN PELUANG BISNISNYA
Peluang usaha dari beternak ayam arab - Ayam Arab memang agak kurang dikenal orang bahkan lebih cenderung dihubungkan dengan ayam kampung biasa dimana pertumbuhannya lambat, kerdil, banyak makan dan dagingnya berwarna hitam. Mayoritas peternak ayam kampung sering mengeluhkan hal tersebut meski sejatinya ayam arab memiliki keunggulan-keunggulan lain yang jarang nampak akibat citranya yang kurang baik di masyarakat. Sehingga penulis mencoba untuk memberikan wawasan dan wacana yang diharapkan mampu untuk mengubah paradigma mengenai peluang usaha ayam arab, yang sebenarnya memiliki nilai kelayakan usaha yang cukup mumpuni ditengah harga pullet petelur dan doc petelur yang melambung tinggi harganya.tipspetani

Ayam Arab jika dilihat dari asal bahasanya cenderung seperti ayam yang berasal dari daerah semenanjung arab, karena frasa kedua menunjukkan nama daerah atau nama tempat. Akan tetapi hingga saat ini kami belum bisa memastikan asal muasal sejarah ayam arab yang sesuai dengan literatur yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berdasarkan pencarian yang kami dapat dari berbagai sumber, dinyatakan bahwa ayam arab dipercaya mampu memproduksi telur dengan kapasitas yang cukup besar jika dibandingkan dengan ayam kampung biasa,salah satu sumber menyebutkan bahwa ayam arab mampu bertelur hingga kisaran 250 butir per tahun. Warna kerabang telur bisa dikatakan mirip dengan ayam kampung kebanyakan serta ukuran telurnya pun juga sama. Sehingga seringkali kita terkecoh dengan keaslian telur ayam kampung dengan ayam arab.

Para pemerhati unggas lokal menuturkan berbagai masukan mengenai sejarah ayam arab ini. Menurut cerita, dahulu kala ayam arab banyak dipelihara oleh masyarakan di negara arab dan karena mayoritas penduduk indonesia muslim serta menunaikan haji disana maka sepulang dari tanah suci beberapa diantara mereka membeli telur-telur yang kemudian di bawa ke tanah air untuk ditetaskan. Oleh sebab itu munculah ayam arab yang sekarang ini. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ayam arab merupakan silangan ayam belgia dengan ayam lokal indonesia yang dibawa ke indonesia oleh orang asing serta pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa ayam arab merupakan silangan-silangan yang tetuanya/asal induknya sulit untuk diidentifikasi karena telah membaur dengan ayam-ayam lokal di indonesia. Pada intinya hingga saat ini belum ada penelitian tentang galur murni ayam arab di indonesia, kualitasnya masih bersifat nano-nano atau dapat dikatakan antara satu tempat dengan tempat lain masih belum seragam. Semoga kedepan anak dan cucu kita mampu menjawabnya.

Banyak dari kita yang belum mengetahui tentang peluang usaha ayam arab ini, yang paling utama yaitu produksi telurnya yang tinggi dan didukung pula dengan ukuran tubuh yang relatif kecil sehingga kebutuhan pakan cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan ayam petelur biasa ataupun ayam kampung. Berdasarkan informasi di pasaran harga telur ayam arab bisa mencapai 1000-1500 rupiah perbutirnya tergantung dari lokasi dan ketersediaan stok,di supermarket akhir-akhir inipun sudah marak dijual telur ayam arab dengan harga yang cukup fantastis. Dikemas dengan wadah yang apik nan higienis sehingga mampu memanjakan para penikmat belanja di supermarket.

Pemeliharaan ayam arab petelur ini relatif mudah, biasanya umur 4,5 bulan sudah mulai bertelur. Pakan yang digunakan dari masa awal doc hingga 2 bulan biasanya dipake pakan starter BR1, kemudian setelah itu bisa disesuaikan dengan pakan self mix seperti layaknya pakan untuk ayam petelur hingga masa bertelur tiba. Kandang yang digunakan juga sama seperti ayam petelur yaitu model battery,ayam arab dikandangkan satu demi satu. Sama halnya dengan ayam jenis petelur lainnya, ayam arab cukup sensitif dengan respon pakan, jika kualitas pakan rendah sangat mudah sekali baginya untuk stress dan mengalami penurunan produksi. Sehingga menejemen pakan dalam ternak ayam arab haruslah cukup diberikan perhatian. Tak hanya itu, hal-hal lain yang krusial mengenai kesehatan, sanitasi, dan berbagai feed additif perlu diperhatikan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga bermanfaat bagi yang ingin memulai usaha ternak ayam arab petelur.

CARA SINGKAT MENANAM KARET

CARA SINGKAT MENANAM KARET

perkebunan karet memeang snagat menguntungkan namun tidak sembarangan dalam menanamnya,, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menanam tanaman ini,, berikut saya tampilkan cara menanam karet dengan baik, agar mendapatkan hasil yng maksimal nantinya.



SYARAT PERTUMBUHAN
- Suhu udara 240C - 280C.
- Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
- Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
- Kelembaban tinggi
- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
- Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
- Ketinggian lahan 200 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persemaian Perkecambahan
- Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat.
- Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm.
- Tebarkan Natural Glio yang sudah terlebih dulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 mg.
- Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat.
- Benih direndam POC NASA selama 3-6 jam (1 tutup/liter air).
- Benih disemaikan langsung disiram larutan POC NASA 0,5 tutup/liter air.
- Jarak tanam benih 1-2 cm.
- Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hss dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit.

3.1.2. Persemaian Bibit
- Tanah dicangkul sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
- Buat bedengan setinggi 20 cm dan parit antar bedengan sedalam 50 cm.
- Benih yang berkecambah ditanam dengan jarak 40×40x60 cm untuk okulasi coklat dan 20×20x60 untuk okulasi hijau.
- Penyiraman dilakukan secara teratur
- Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali) GT 1 : 8 gr urea, 4 gr TSP, 2 gr KCl perpohon LCB 1320: 2,5 gr urea, 3 gr TSP, 2 gr KCl perpohon. POC NASA : 2-3 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali

3.1.3. Pembuatan Kebun Entres
- Cara penanaman dan pemeliharaan seperti menanam bibit okulasi.
- Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
- Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
- Pemupukan :
PUPUK MAKRO : (diberikan 3 bulan sekali)
Tahun I : 10 gr urea, 10 gr TSP, 10 gr KCl /pohon
Tahun II : 15 gr urea, 15 gr TSP, 15 gr KCl /pohon

nah demikian adalah cara menanam karet dengan benar

CARA SINGKAT PEMBIBITAN IKAN EMAS

CARA SINGKAT PEMBIBITAN IKAN EMAS

dalam pembibitan ikan mas harus ada beberapa hal yng diperhatikan agar dapat mnghasilkan pendapatan yang ditargetkan,, nah berikut saya posting tentang cara pembibitan ikan masdengan benar

1) Pemilihan Bibit dan Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan:umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor. 

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalahsebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

b) Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2) Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:

a. Sistim pemijahan tradisional Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

- Cara sunda: 
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; 
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; 
(3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

- Cara cimindi: 
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; 
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4) tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

- Cara rancapaku: 
(1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar

kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,

induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam

penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; 
(2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata diseluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

- Cara sumatera:
(1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, indukdimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; 
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; 
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

- Cara dubish:
(1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; 
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; 
(4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

- Cara hofer:
(1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.

b. Sistim kawin suntik

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang

CARA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR

CARA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR

Berusaha dibidang budidaya lobster air tawar bisa mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit, jika dilakukan dengan cara yang benar, sebelum terjun langsung ke budidaya lobster lebih baik anda belajar sedikit tentang lobster sehingga tidak ada salah perlakuan, namun pada dasarnya teknik budidaya lobster ini tidaklah sulit. 

Pada prinsipnya pembenihan dan pembesaran adalah satu kesatuan yang dapat dibudidayakan karena tujuan akhir dari budidaya lobster air tawar adalah menciptakan lobster air tawar konsumsi. Karena lobster air tawar sangatlah mudah dan tidak harus memiliki keahlian khusus seperti budidaya udang lainnya atau ikan air tawar yang memiliki teknik sedemikian rumit dengan sistem kawin suntik dan pengawasan khusus, memang untuk lobster air tawar ini yang terpenting ada minat untuk mengerjakannnya saja dengan oksigen yang cukup didalam air dan pakan yang cukup tidak berlebihan maka lobster akan tumbuh sempurna dan bongsor. Tidak meyita waktu banyak apabila bapak mempunyai rutinitas aktifitas lain. Seperti bekerja, lobster air tawar dapat dikasih makan pada pagi dan sore hari untuk pembersihan kolam dan pensortiran paska panen dapat dilakukan pada waktu libur. 

Berikut adalah cara budidaya lobster dengan baik:

Lobster air tawar biasanya hidup di danau, rawa atau sungai. Ar tawar, yang terletak di kawasan perairan papua nugini dan Australia. Umumnya tempat hidup (habitat) lobster air tawar memiliki ciri-ciri khusus, seperti sungai yang tepinya dangkal dan bagian dasarnya terdiri atas Lumpur, pasir dan bantuan. 

Suhu untuk pertumbuhan lobster adalah 26 – 310 C. dengan kandungan oksigen terlalut (02) 3-5 ppm, dan PH 6 – 8,5. sebetulnya ini tidak berpengaruh terlalu besar harus mengikuti patokan diatas. Namun cara yang sangat sederhana misalkan untuk kolam yang akan diisi air hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 1 hari 1 malam dengan tambahan supplayan oksigen terlarut seperti pompa atau aerator gunannya agar ph air menjadi naik atau stabil dikisaran 7 dan oksigen terlalut akan naik sampai 4-5 ppm dan untuk suhu tidak terlalu sudah dengan iklim seperti di Indonesia ini. 

Supplayan oksigen terlalut itu sangat sekali dibutuhkan untuk kelangsungan hidup lobster. Media persembunyian juga harus ada agar gunanya mengurangi tinggat bertemunya lobster dengan yang lain. Karna lobster memiliki sifat kanibalisme yang tinggi ini bisa kita hindari dengan memberi paduan tempat persembunyian yang banyak seperti batu bata roster, genteng, pipa paralon yang dapat disesuaikan dengan ukuran lobster, paranet angrek atau karung. Dll kami akan menyertakan beberapa gambar bapak agar dapat mengetahui.

Rabu, 28 November 2012

CARA TEPAT PENEMPATAN ANAK AYAM

CARA TEPAT PENEMPATAN ANAK AYAM

Peternakan ayam sekarang diminati banyak peternak, karena selain selain pemasarannya yang gampang, peternakan ayam ini bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat.. tentunya dalam beternak ayam ini, banyakhal yang harus diperhatikan agar ayam tidak diserang penyakit,, salah satunya dalam peletakan anak ayam.. berikut adalah cara menempatkan anak ayam dengan benar agar anak ayam tidak mati.

Segala sesuatunya sudah harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.

Bila anak ayam tiba, secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu dimana air berada.

Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang disediakan.

Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehina ngga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak ayam. karePenyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.

Demikianlah cara menempatakan anak ayam dengan benar, silahkan mencoba,semoga bermanfaat.

CARA BUDIDAYA TANAMAN SALAK

CARA BUDIDAYA TANAMAN SALAK


1. SEJARAH SINGKAT

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.

2. JENIS TANAMAN

Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.

3. MANFAAT TANAMAN

Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.

4. SENTRA PENANAMAN

Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.

5. SYARAT PERTUMBUHAN

5.1. Iklim
Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.
Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.

5.2. Tanah
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.

Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.

5.3. Ketinggian Tempat

Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.

Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
dapat dikerjakan dengan mudah dan murah
diperoleh bibit yang banyak
tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan
memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.

Kekurangan perbanyakan secara generatif:
  • kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
  • agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
Persyaratan Bibit : Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. 
Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
  • Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.
  • Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
  • Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
  • Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
  • Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
  • Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.
Penyiapan Bibit
Bibit dari Biji:
Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.

Bibit dari Anakan:
Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah

Teknik Penyemaian Bibit
Bibit dari Biji:
Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

6.2. Pengolahan Lahan
Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
Pembukaan Lahan :
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

6.3. Teknik Penanaman
Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.
Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.
Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :
0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama
Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
Kumbang penggerek batang :
Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.
Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.
Babi hutan, tupai, tikus dan luwak
Pengendalian:
untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;
untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain;
untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.

7.2. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.
Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
Noda hitam :
Penyebab: cendawan Pestalotia sp.
Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
Busuk merah (pink) :
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.
Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang.
Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.

7.3. Gulma

Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.

8. PANEN

Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.
Ciri dan Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.
Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.
Periode Panen : Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:
Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli
Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.
Prakiraan Produksi : Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

9. PASCAPANEN

Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.

9.1. Pengumpulan : Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.

9.2. Penyortiran dan Penggolongan : Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah. Grading/penggolongan bertujuan untuk:
mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)
mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas
mendapatkan harga yang lebih tinggi
merangsang minat untuk membeli
agar perhitungannya lebih mudah
untuk menaksir pendapatan sementara.

Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.
Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)
Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)
Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30 buah)
Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.

9.3. Pengemasan dan Pengangkutan

Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak. Pengemasan untuk buah segar:
alat pengemas harus berlubang
harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar
dapat diangkut dengan mudah
ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.

Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik. Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:
a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
d) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1 Analisis Usaha Budidaya

Prakiraan anilisis budidaya salak dengan luas lahan 1 ha selama masa produksi 5 tahun di daerah Jawa Barat tahun 1999.
Biaya produksi
Bibit
Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- Rp. 30.000.000,-
Pupuk
Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 3.000.000,-
Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
Urea tahun ke-2, 150 kg Rp. 225.000,-
Urea tahun ke-3, 150 kg Rp. 225.000,-
Urea tahun ke-4, 100 kg Rp. 150.000,-
Urea tahun ke-5, 100 kg Rp. 150.000,-
TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,- Rp. 270.000,-
TSP tahun ke-2, 150 kg Rp. 270.000,-
TSP tahun ke-3, 150 kg Rp. 270.000,-
TSP tahun ke-4, 100 kg Rp. 180.000,-
TSP tahun ke-5, 100 kg Rp. 180.000,-
KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-
KCl tahun ke-2, 150 kg Rp. 247.500,-
KCl tahun ke-3, 150 kg Rp. 247.500,-
KCl tahun ke-4, 100 kg Rp. 165.000,-
KCl tahun ke-5, 100 kg Rp. 165.000,-
Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 500.000,-
Peralatan Rp. 600.000,-
Tenaga kerja
Penanaman Rp. 700.000,-
Pengolahan tanah Rp. 1.400.000,-
Penyulaman Rp. 105.000,-
Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 315.000,-
Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 210.000,-
Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d. th ke-5 Rp. 210.000,-
Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 420.000,-
Panen dan pascapanen tahun ke-2 Rp. 525.000,-
Panen dan pascapanen tahun ke-3 Rp. 700.000,-
Panen dan pascapanen tahun ke-4 Rp. 700.000,-
Panen dan pascapanen tahun ke-5 Rp. 875.000,-
Jumlah biaya produksi selama 5 tahun Rp. 43.477.500,-
Pendapatan
Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @ Rp. 4.250,- Rp. 8.500.000,-
Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-
Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-
Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon Rp. 17.000,000,-
Jumlah pendapatan selama 5 tahun Rp. 51.000.000,-
Keuntungan
Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 7.522.500,-
Keuntungan rata-rata per tahun Rp. 1.504.500,-
Parameter kelayakan usaha : 1. B/C ratio = 1,17

10.2. Analisis Agrobisnis

Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai masa depan yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi pasaran lokal ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia produksi buah ini mengalami peningkatan yang tajam dari tahun 1983- 1987. Bila di tahun 1983 produksinya hanya 52.014 ton dan menurun sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456 ton, maka tahun-tahun berikutnya produksi buah salak melonjak dengan sangat pesat. Produksi tahun 1987 tiga kali lipat lebih banyak dari produksi tahun 1983. Akan tetapi, produksi pada tahun 1988 dan tahun 1989 mengalami penurunan. Data pada tabel di bawah ini.

11. STANDAR PRODUKSI

11.1. Ruang Lingkup

Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.

11.2. Diskripsi

Salak adalah buah dari tanamn salak (Salacca adulia Reinw) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.

11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.
Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik
Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik
Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-310-1981
Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-SMP-311-1981
Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik

11.4. Pengambilan Contoh

1) Salak Dalam Kemasan

Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.
  • Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh yang diambil 5.
  • Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh yang diambil 7.
  • Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh yang diambil 9.
  • Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh yang diambil 10.
  • Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh yang diambil min 15.

2) Salak dalam Curah (in bulk)

Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.
  • Jumlah berat lot (kg): <>
  • Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang diambil 20.
  • Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang diambil 30.
  • Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh yang diambil 60.
  • Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang diambil min. 100.

11.5. Pengemasan

Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain :
  • Nama barang
  • Jenis mutu
  • Nama/kode perusahaan/eksportir
  • Golongan ukuran
  • Berat bersih
  • Produksi Indonesia
  • Negara/tempat tujuan
  • Daerah asal